Melakukan diversifikasi atau tidak. . . Mudahnya dijawab iya, tetapi Anda mungkin ingin tahu alasannya.
Sebelum melanjutkan membaca, ada satu fakta menarik: orang cenderung bertanya “mengapa” setelah gagal daripada setelah sukses, seperti temuan dari sebuah penelitian. Jika sudah menerka alasan pentingnya diversifikasi— sebelum Anda rugi dan kehilangan dana — Anda selangkah di depan.
Kembali ke topik, berikut adalah enam alasan diversifikasi beserta contoh portofolio seimbang.
1. Menurunkan risiko portofolio
Alasan diversifikasi adalah mengurangi risiko portofolio tanpa mengorbankan potensi return. Itulah alasan utama sebagian besar investor melakukannya.
Jika melakukan diversifikasi dengan baik, portofolio Anda akan tersebar di sejumlah aset, negara, maupun sektor sehingga menjaga modal dan meningkatkan risk-adjusted return Anda. Meskipun tidak menghapus risiko seutuhnya, pepatah “jangan tempatkan investasi di satu instrumen saja” berusia lebih lama daripada pasar finansial sendiri— dan pepatah itu memang benar.
2. Mengurangi ketergantungan pada satu kelas aset
Beberapa jenis investasi tidak berjalan baik dalam satu waktu. Ketika nilai satu kelas aset turun, diversifikasi memungkinkan Anda untuk menutup kerugian dalam kelas aset lainnya. Meskipun begitu, penting diingat bahwa beberapa investasi Anda mungkin bergerak ke korelasi negatif.
Contoh saja, tidak baik untuk menahan dana Anda secara eksklusif dalam komoditas. Jika ada masalah rantai pasok atau gejolak politik di negara produksi, seluruh portofolio Anda bisa anjlok.
3. Meningkatkan eksposur
Karena tidak terikat dalam satu investasi, Anda bebas menjelajahi pasar lain. Lebih banyak eksposur berarti lebih banyak peluang. Contoh saja, Anda dapat memperbanyak peluang untuk mendapatkan investasi unggulan di suatu sektor atau pasar. Sementara itu, Anda juga berpeluang menemukan permata tersembunyi yang akan melonjak suatu saat.
4. Lindung nilai melawan volatilitas pasar
Melakukan diversifikasi investasi adalah bentuk hedging paling efektif. Di antara para investor, tindakan ini lebih populer daripada membuka posisi berlawanan, shorting, fencing, memegang uang tunai, atau pun teknik mitigasi risiko lainnya.
Terkadang, kelas aset dengan performa terbaik tahun ini bisa jadi yang terburuk tahun depan dan sebaliknya, contohnya ekuitas dan obligasi pasar berkembang (emerging market). Jika melihat persentase perubahan, return positif dalam satu tahun dapat bermakna berbeda. Di lain sisi, kelas obligasi jarang berpredikat imbal hasil tertinggi, obligasi ini melakukan lindung nilai (hedging) terhadap ketika terjadi penurunan pasar berkembang.
5. Memastikan likuiditas memadai
Investasi likuid, yang mudah dikonversi ke uang tunai, adalah tambahan sempurna apa pun portofolionya. Aset ini memiliki permintaan lumayan dari pembeli dan penjual, serta memungkinkan Anda untuk masuk (entry) dan keluar (exit) dengan cepat dari posisi mereka.
Faktanya diversifikasi juga bagian dari likuiditas. Analis mengatakan bahwa diversifikasi menjadi faktor utama likuiditas portofolio, bahkan lebih berpengaruh daripada nilai saldo (balance) dan ukuran. Yang menarik adalah dana investasi dengan aset kurang likuid cenderung lebih terdiversifikasi.
6. Kebebasan menentukan waktu pasar
Keuntungan diversifikasi terakhir adalah kebebasan yang diberikan. Para investor menghabiskan banyak waktu berupaya untuk mengidentifikasi saat terbaik untuk masuk dan keluar dari pasar. Hal ini terjadi kala Anda hanya mencemaskan satu aset. Namun, menentukan waktu pasar bagi Anda tidak bermanfaat jika memiliki sejumlah aset sehat.
Contoh portofolio investasi terdiversifikasi
Ada beberapa cara ditempuh untuk melakukan pendekatan diversifikasi dalam investasi. Berikut adalah tiga sampel portofolio yang sesuai untuk para investor dengan toleransi risiko dan tujuan berbeda.
Portofolio agresif
80% dari portofolio agresif dapat berada dalam beragam dana ekuitas. Dari 80% itu, 45% mungkin berada di ekuitas AS (dengan ekonomi termakmur), dan 35% berada di ekuitas asing (pasar negara berkembang + pasar negara maju).
Sisa 20% dari portofolio dapat dibagi antara obligasi (10%), real estate (5%), serta emas (5%).
Portofolio moderat
Portofolio moderat berupa:
- Berbagai dana ekuitas – 70%
- Obligasi – 20%
- Real estate – 5%
- Emas – 5%
Portofolio konservatif
Portofolio konservatif berupa:
- Berbagai dana ekuitas – 60%
- Obligasi – 25%
- Real estate – 7,5%
- Emas – 7,5%
Kiat melakukan diversifikasi dengan efektif
Setelah tahu pentingnya diversifikasi portofolio, Anda mungkin ingin tahu beberapa kiat cara melakukannya dengan efektif:
- Buatlah timeline. Sebelum memindahkan modal di kelas aset berbeda, buatlah tujuan menurut waktunya. Anda harus ingat bahwa tiap aset memberikan manfaat dalam waktu yang berbeda.
- Ingat toleransi risiko Anda. Anda perlu menentukan seberapa besar risiko yang dapat ditoleransi guna memutuskan untuk memprioritaskan investasi imbal hasil (yield) tinggi atau imbal hasil rendah.
- Campurkan aset konservatif dan aset dengan nilai pertumbuhan tinggi. Misal Anda telah memutuskan untuk investasi dengan imbal hasil tinggi, keputusan itu bukan alasan mengabaikan peluang moderat.
- Berpikir secara global. Tindakan ini akan melindungi Anda dari dampak peristiwa negatif di satu negara atau suatu ekonomi.
- Mengembalikan posisi aset seperti semula (rebalancing) secara berkala. Sesuaikan ukuran kepemilikan Anda berdasarkan performanya dari waktu ke waktu.
- Minimalkan adanya tumpang tindih (overlap). Diversifikasi sama dengan menjelajahi sektor baru, jadi pastikan untuk tidak menaruh dana Anda ke dalam satu kategori investasi.
Pelajari sektor tempat Anda berinvestasi. Tidak ada investasi yang bagus hanya karena jenisnya berbeda dari yang Anda miliki saat ini. Sangat penting untuk melakukan pengamatan dulu.