Semua orang memiliki keyakinan penuh bahwa mereka dapat menghemat uang di awal bulan hanya untuk pembelian yang penting. Namun, ketika melihat promosi yang sangat menarik, mereka tidak dapat menahan keinginan hingga muncul kekhawatiran tidak adanya uang pada akhir bulan— dan ini terjadi terus menerus. Bagaimana cara mengatasi keinginan impulsif untuk menghabiskan banyak uang untuk produk diskon? Mari kita lihat tujuh tips efektif.
Apa pemicu utama bagi Anda?
Rekomendasi pertama dan terpenting adalah mengetahui pemicu pembelian impulsif produk penjualan. Pemicu emosional dan psikologis yang paling umum meliputi:
- Waktu (lebih baik pergi ke toko ketika Anda memiliki energi penuh dan tingkat stres rendah);
- lingkungan (jika Anda tahu kecenderungan Anda untuk berbelanja banyak di pameran kerajinan atau Black Friday, maka hindari tempat-tempat tersebut atau datang tanpa membawa uang);
- suasana hati (kita cenderung membeli barang-barang saat suasana hati sedang buruk untuk “mengasihani” diri sendiri — jangan biarkan berbelanja menjadi terapi mood buruk Anda, carilah cara lain untuk menghibur diri).
Fakta unik: psikolog menyebut orang terdekat yang memiliki kebiasaan keuangan buruk sebagai pemicu paling berbahaya. Temukan cara untuk menghadapi mereka — tawarkan rencana alternatif untuk menghabiskan waktu tanpa selalu mengeluarkan uang.
Lacak pengeluaran rutin Anda
Setelah pemicu ditemukan, pertimbangkan untuk memeriksa pengeluaran Anda. Faktanya, banyak pembelian kecil dengan embel-embel diskon justru mengambil bagian terbesar dari anggaran yang terbuang. Biasanya, “black holes” macam ini termasuk secangkir kopi harian di kafe kantor, makan malam di luar, top-up mobile game, dan sebagainya. Lacak kemana uang Anda paling sering digunakan untuk mencapai pengeluaran yang lebih cerdas. Untuk tujuan ini, Anda dapat mengunduh alat pelacak keuangan khusus di gawai Anda.
Memakai uang tunai untuk gambaran yang lebih jelas
Membayar dengan kartu debit atau kredit tentunya jauh lebih nyaman daripada mengeluarkan dompet, mencari uang cash, dan menghitungnya. Namun, kenyamanan inilah yang menjadi alasan utama mengapa Anda sering mengalami overspending. Sedangkan uang tunai memungkinkan Anda untuk secara fisik melihat dan merasakan berapa banyak uang yang Anda miliki, berapa banyak yang akan Anda belanjakan, dan berapa banyak yang tersisa di akhir bulan. Coba gunakan uang tunai lebih sering untuk melihat apakah kenyamanan perbankan digital adalah jebakan berbahaya bagi pengeluaran Anda yang berlebihan.
Berhenti menggunakan kartu kredit
Hal lainnya tentang kartu kredit adalah bahwa mereka lebih berbahaya daripada yang Anda pikirkan, karena:
- Besarnya godaan untuk memenuhi batas kredit, yang bukan hanya mengancam rekening tabungan tetapi juga memicu risiko terjerat hutang;
- Saat berbelanja online, browser menyimpan informasi pembayaran Anda, membuat pembelian di kemudian hari lebih mudah dan lebih cenderung menjadi mangsa pembelian impulsif dengan harga diskon.
Jadi, simpan kartu kredit Anda dan cukup bawa uang tunai ke toko dalam jumlah yang telah ditentukan.
Tetapkan tujuan keuangan
Sulit untuk menolak produk diskon (sale) jika Anda tidak tahu tujuan penghematan uang Anda. Jadi pastikan untuk menetapkan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Ini akan membuat Anda tetap termotivasi untuk terbiasa mengelola dengan baik keuangan Anda.
Perlu dipahami bahwa tujuan harus spesifik. Misalnya, “menabung $1.000 sebelum 31 Desember 2022” bukan “pelajari cara menabung di akhir tahun” atau “berhemat dari makan di luar”. Semakin tepat tujuan ditetapkan, semakin jelas apa yang perlu Anda perjuangkan.
Jelajahi informasi lebih lanjut tentang perencanaan keuangan
Literasi keuangan adalah keterampilan yang berguna, tetapi membutuhkan kerja terus-menerus. Jadi, luangkan waktu untuk membaca tutorial atau video tentang cara menganggarkan dan mengelolanya dengan benar tanpa merusak tabungan Anda. Materi dasar tentang topik ini pasti akan memberitahu Anda cara mengatasi keinginan impulsif untuk berbelanja produk diskon.
Buat uang bekerja untuk Anda
Dan tip terakhir: buat uang itu bekerja dan distribusikan dengan jelas sebelumnya. Misalnya, jika Anda memiliki sisa $600, maka Anda tidak boleh menganggapnya sebagai “Wow, saya punya banyak uang, saya akan mengeluarkan $100 untuk makan malam di restoran dan menghabiskan $200 lagi untuk pakaian.” Lebih baik mendistribusikan uang ini dengan merencanakan berapa persen yang akan dihabiskan untuk tagihan listrik, sewa, biaya pokok, investasi, dan sebagainya.