Sebagian besar percaya bahwa strategi scalping pertama kali digunakan di pasar berjangka di tahun 1970-an ketika para trader berencana untuk melakukan perdagangan berdasarkan perubahan harga di pit. Beberapa dekade selanjutnya, Paul Rotter, terkenal pula sebagai The Flipper, mengejutkan banyak pihak dengan algoritme trading canggih dan sistem komputer berkecepatan tinggi. Tebakan Anda benar – dia melakukannya di bursa berjangka, tepatnya Eurex.
Tentunya tidak perlu kata-kata manis ataupun penyemangat, karena nyatanya, scalping mungkin adalah strategi trading yang rumit. Maka dari itu, memiliki panduan lengkap dengan berbagai tips, penjelasan, dan praktik terbaik sangat penting untuk membantu Anda mengetahui langkah apa yang akan Anda ambil.
Sekilas tentang dasar scalping
Scalping berarti melakukan banyak perdagangan dalam waktu singkat yang dipicu oleh pergerakan harga yang kecil. Tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan pengembalian kecil dari setiap perdagangan, dengan keuntungan kumulatif yang diharapkan akan bertambah seiring waktu.
Dalam trading tradisional, trader cenderung tidak berinvestasi pada aset yang harganya naik, setidaknya dalam jangka pendek hingga menengah. Namun, strategi scalping bertentangan dengan kebiasaan ini. Scalper memiliki disiplin untuk keluar dari aset bahkan jika mereka mengalami keuntungan yang cukup besar. Mereka mungkin akan kembali ke aset tersebut pada hari atau minggu itu, semuanya tergantung pada kondisi pasar.
Untuk trader pemula, strategi ini bisa menjadi salah satu yang sangat menakutkan karena trader scalping yang cekatan harus memiliki keterampilan dan pengalaman tingkat tinggi. Selain itu, manajemen risiko yang baik juga penting. Strategi ini memang bukanlah strategi yang cocok untuk trader yang menghindari risiko, karena dengan menerapkan strategi ini berarti Anda bertaruh pada tingkat risiko yang tinggi.
Scalping vs. day trading
Day trading adalah strategi perdagangan yang lebih luas daripada scalping, dan melibatkan pembelian dan penjualan aset dalam satu hari perdagangan. Day trader tentunya juga dapat melakukan banyak perdagangan dalam waktu yang singkat, tapi mereka biasanya lebih memilih untuk memanfaatkan pergerakan harga yang lebih besar dan menahan posisi untuk jangka waktu yang lebih lama daripada scalper. Day trader juga lebih bergantung pada analisis fundamental dibandingkan dengan scalper.
Banyaknya waktu dan perhatian pada masing-masing strategi juga merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan. Day trading mungkin melibatkan lebih banyak analisis dan perencanaan dan lebih sedikit pengambilan keputusan yang cepat. Itulah mengapa day trading mungkin lebih mudah diakses oleh trader pemula.
Tips dari ahli untuk scalping yang sukses
Jika Anda ingin meningkatkan keahlian dan membawa aktivitas trading Anda ke level atas, berikut cara scalping yang lebih efektif.
Gunakan platform trading yang terpercaya
Scalping membutuhkan pergerakan yang cepat. Inti utamanya adalah platform trading harus memiliki latensi rendah dan eksekusi perintah yang cepat untuk mendukung berjalannya strategi. Jika tidak, Anda tidak akan dapat masuk dan keluar dari perdagangan dengan sesuai yang Anda inginkan dan pada harga yang diharapkan.
Anda tentu juga ingin untuk dapat melakukan trading tanpa keraguan dan menghindari terlewatnya peluang atau kerugian karena platform yang Anda gunakan mengalami downtime. Bahkan gangguan kecil atau crash dapat menggagalkan seluruh rencana Anda.
Pilih aset yang volatil
Aset volatil cenderung memiliki fluktuasi harga yang lebih besar dan frekuen. Ini berarti ada lebih banyak peluang untuk memanfaatkan pergerakan harga kecil, yang sangat penting untuk scalping.
Volume perdagangan yang lebih tinggi mungkin juga membutuhkan lebih banyak likuiditas di pasar, menjadikan kelebihan lainnya yang dimiliki oleh aset volatil – kemampuan untuk mengeksekusi perdagangan lebih cepat dan dengan harga yang lebih baik.
Beberapa contoh pasar volatil: Forex (USD/JPY, GBP/USD, EUR/USD), cryptocurrency (Bitcoin, Ethereum, Ripple, Binance Coins), saham (Tesla, Nvidia, Adobe, Platform Meta), komoditas (emas, minyak mentah, gas alam).
Gunakan indikator teknis yang tepat
Indikator teknis adalah alat yang sangat penting untuk trader scalping, indikator ini dipergunakan sebagai sumber informasi tentang pergerakan harga pasar, momentum, dan arah tren. Beberapa indikator scalping terbaik adalah:
- Simple Moving Average (SMA) menghitung rata-rata harga aset pada periode tertentu. Indikator ini berguna untuk membaca arah pergerakan tren dan potensi area support dan resistance.
- Exponential Moving Average (EMA) lebih kurangnya mirip dengan SMA. Tetapi, EMA lebih menitikberatkan pada data harga terkini dan digunakan untuk membaca potensi titik entry dan exit.
- Average Convergence Divergence (ACD) merupakan indikator momentum popular lainnya yang menunjukkan hubungan antara dua rata-rata bergerak (moving averages).
- Parabolic SAR (Stop and Reverse) membantu potensi pembalikan tren. Indikator menempatkan titik-titik di atas atau di bawah harga tergantung pada arah tren, yang membantu mengatur stop-loss order.
- Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat mendeteksi perubahan dalam momentum dan arah tren.
- Stochastic digunakan oleh trader untuk menentukan kondisi overbought atau oversold di pasar (diperlukan untuk potensi titik entry dan exit).
Tetapkan stop-loss yang ketat
Dalam lingkungan yang begitu dinamis, Anda ingin memiliki sebanyak mungkin bantuan untuk manajemen risiko Anda. Dengan stop-loss yang ketat, trader dapat dengan cepat keluar dari trading jika pasar bergerak melawan pengaturan yang telah ditetapkan. Keputusan ini membebaskan modal perdagangan dan memungkinkan beralih ke peluang berikutnya.
Biasanya, sebagian besar trader mengambil risiko tidak lebih dari 2-5% dari saldo akun mereka pada setiap trading. Tetapi dalam scalping, baiknya Anda menetapkan persenan yang lebih ketat – sebesar 1%.
Gunakan beberapa kerangka waktu
Hal pertama yang perlu diketahui, memiliki beberapa kerangka waktu memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tren pasar. Misalnya, trader dapat menggunakan kerangka waktu yang lebih tinggi untuk mengidentifikasi tren utama dan kerangka waktu yang lebih rendah untuk mengidentifikasi tren jangka pendek. Jika dilakukan secara akurat, itu akan memperhitungkan keputusan perdagangan yang lebih tepat.
Berkat diterapkannya berbagai kerangka waktu, Anda juga akan mengonfirmasi sinyal dari berbagai indikator dan mengurangi kemungkinan sinyal salah. Ingat: Anda tidak punya banyak waktu untuk meragukan keakuratan keputusan trading. Jadi, konfirmasi selalu menjadi jalan yang benar.
Beli saat breakout
Tidak mudah untuk menentukan strategi yang paling tepat untuk scalping, tetapi, strategi yang satu ini dapat dipastikan menjadi salah satu yang terbaik. Breakout terjadi ketika harga suatu aset menembus level support atau resistance yang signifikan sehingga dapat mempercepat proses Anda.
Jika Anda dapat mengidentifikasi breakout lebih awal (dengan bantuan analisis teknis), ada peluang yang lebih baik untuk membuka perdagangan pada waktu yang tepat. Pastikan untuk mencari sinyal pendukung, seperti peningkatan volume perdagangan atau pergerakan harga yang signifikan.
Hindari perdagangan saat news release
News release (rilis berita) umumnya meningkatkan risiko kerugian bagi para scalper. Hal ini dipicu karena datangnya news release seringkali disertai dengan pergerakan harga yang tidak dapat diprediksi, sehingga mempersulit prediksi arah bergerak harga selanjutnya. Selain itu, scalper yang mencoba menggunakan pergerakan harga kecil tidak seefisien pergerakan yang lebih besar.
Pertimbangkan untuk memasukkan kalender ekonomi ke dalam pendekatan Anda. Ini akan membantu Anda melacak event mendatang dan merencanakan aktivitas trading Anda seputar rilis berita utama.
Tantangan umum dalam menerapkan strategi scalping
Meskipun potensi imbalan dalam scalping dapat menyentuh angka yang signifikan, beberapa tantangan umum yang mungkin Anda temui tentunya bukan pengecualian:
- Manajemen risiko – Manajemen risiko dapat menjadi sebuah tantangan karena dengan pergerakan scalping yang cepat berarti penentuan keputusan harus dilaksanakan dengan cergas.
- Kontrol emosi – Anda harus siap menghadapi tingkat stres dan pengalaman menguras emosi lainnya. Hal ini tentunya tidak selalu terjadi, namun kemampuan untuk tetap tenang dan fokus dalam kondisi tekanan berat akan sangat membantu Anda.
- Penguasaan teknis – Scalper harus dapat memahami grafik, indikator, dan analisis teknis lainnya dengan cepat dan akurat.
- Volatilitas pasar – Perubahan pasar yang tiba-tiba dapat sangat sulit untuk diprediksi, dan trader membutuhkan skill untuk mengurangi potensi kerugian dalam situasi tersebut.
- Komitmen waktu – Bagi sebagian besar trader, scalping dipandang membutuhkan perhatian luar biasa dalam pemantauan pasar. Jadi, banyak waktu akan difokuskan dalam aktivitas trading dibandingkan strategi lainnya.
Cara menjadi scalper
Jika Anda tertarik menjadi seorang scalper, berikut langkah-langkah yang Anda perlu perhatikan:
- Kembangkan pemahaman yang baik tentang pasar. Anda membutuhkan dasar yang kuat dalam analisis pasar dan strategi trading sebelum hal-hal lainnya.
- Pilih pasar yang tepat. Scalping paling efektif ketika diaplikasikan pada pasar dengan volume yang tinggi dan volatilitas rendah.
- Pilih broker dengan komisi rendah. Biaya yang dikeluarkan setiap Anda melakukan trading lambat laun akan terasa semakin berat.
- Pilih strategi scalping. Anda harus memilih strategi yang memprioritaskan pengidentifikasian pada pergerakan jangka pendek dan yang dapat mengedepankan kecepatan perdagangan.
- Berlatih di akun demo. Tingkatkan strategi Anda dan berlatihlah sampai Anda mahir di akun demo sebelum melakukan scalping dengan dana faktual Anda.
- Mulailah dengan angka kecil kemudian tingkatkan posisi secara bertahap. Semakin banyak pengalaman yang Anda miliki, maka semakin kecil keraguan Anda dalam mempertaruhkan jumlah yang lebih besar dengan risiko minimal dan menghindari kerugian yang besar.
- Terakhir, pantau jalannya perdagangan dengan seksama. Selain itu, Anda harus mempersiapkan strategi bilamana kondisi pasar berubah.
Singkatnya, scalping hanya cocok bagi mereka yang memiliki keterampilan dan pengalaman yang diperlukan. Sebelum memulai, Anda harus menyadari tantangan yang menunggu Anda, termasuk pengelolaan risiko dan biaya transaksi serta dampak psikologis dari perdagangan yang sering dilakukan. Namun dengan latihan dan kesabaran, trader dapat meningkatkan peluang sukses mereka di pasar yang menarik ini.
Sumber:
Scalping (day trading technique), Corporate Finance Institute
Top indicators for a scalping trading strategy, Investopedia
The perils of trying to time volatile markets, Wells Fargo
What time frame should you trade? BabyPips