Konsep bull trap adalah sebuah konsep perdagangan yang cukup umum. Bull trap dianggap berbahaya karena dapat menyebabkan kerugian. Namun, bukan berarti konsep ini anti akan potensi keuntungan. Lalu, apa itu bull trap dalam trading? Mari selami dan pelajari lebih lanjut tentangnya.
Penjelasan bull trap
Konsep bull trap dinamai karena berkaitan dengan pembelian perdagangan. Pembeli disebut bulls, sedangkan penjual disebut bears. Istilah tersebut berasal dari London’s Exchange Alley, di mana pedagang yang berpartisipasi dalam penjualan kulit beruang disebut “pekerja kulit beruang” atau “bears”, sedangkan pedagang yang membeli kulit disebut “bulls”.
Saat adanya tren, trader mencoba memasuki pasar lebih awal. Kondisi breakout trading adalah salah satu peluang untuk melakukan ini. Selama harga melampaui level resistance atau support yang kuat, kemungkinan besar tren baru akan terbentuk.
Namun, tentu saja tidak selalu demikian — beberapa breakout berubah menjadi fakeout atau false breakout. Fakeout adalah kondisi pasar ketika harga melampaui level support atau resistance yang kuat tetapi kembali ke tren sebelumnya. Fakeout adalah dasar dari bull trap trading.
Bull trap terjadi ketika harga menembus di atas level resistensi dan naik untuk sementara waktu. Kemudian berbalik, menghasilkan perdagangan yang merugi. Itu terjadi karena berbagai sinyal, tetapi jika Anda tahu cara mengidentifikasi bull trap, Anda tidak akan jatuh ke dalam jebakan.
Catatan: Selain bull trap, terdapat juga bear trap. Ini adalah situasi ketika harga menembus di bawah level support yang kuat tetapi berbalik dan terus naik.
Bull trap: contoh
Grafik di atas menunjukkan bull trap yang terjadi pada grafik harian EUR/USD. Harga naik di atas level resistance (1) tetapi turun dan berlanjut dengan status perdagangan dalam tren turun.
Bull trap trading
Meskipun bull trap tidak dapat digunakan sebagai peluang untuk memasuki pasar pada formasi tren naik baru, Anda dapat memanfaatkannya untuk memasuki pasar dalam tren turun. Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengidentifikasi status fakeoutnya.
Cara mengidentifikasi fakeout
Tidak ada indikator paten yang menandakan fakeout dengan akurasi 100%. Namun tidak perlu khawatir, ada beberapa tanda yang bisa perhatikan Anda gunakan untuk mencurigai keaslian breakout.
- Tren turun yang kuat. Jika harga bergerak dalam tren turun yang solid, kemungkinan penembusan lebih rendah.
- Volume trading rendah. Volume yang signifikan menyertai breakout. Jika volume perdagangan rendah, kemungkinan breakout lebih rendah.
- Tingkat resistensi lemah. Semakin sering harga menyentuh level resistance, semakin kuat breakoutnya.
- Kurangnya sinyal pembalikan. Jika harga menembus di atas level resistensi dalam tren turun atau periode konsolidasi tetapi indikator pembalikan seperti RSI, MACD, Stochastic, dan rata-rata pergerakan tidak memperkirakan perubahan tren, kemungkinan itu adalah palsu.
- Kurangnya penyebab. Jika harga naik di atas level resistance, tetapi tidak ada alasan mendasar untuk pembalikan tren, kemungkinan besar breakout akan berubah menjadi fakeout.
Catatan: bull trap dapat terjadi pada tren turun, tren menyamping, atau tren naik. Namun, potensinya sebagai tren naik adalah yang terendah.
Strategi bull trap trading
Berikut aturan umum dalam memperdagangkan fakeout.
- Entri. Anda dapat membuka posisi jual setelah harga turun di bawah level resistance setelah fakeout dan candlestick ditutup (1).
- Take-profit. Target take-profit dapat ditetapkan pada level support terdekat (2).
- Stop loss. Perintah stop-loss dapat ditempatkan sesuai dengan rasio risk/reward 1:2 atau 1:3 (3).
Kesimpulan
Menerapkan bull trap menjadi berbahaya jika Anda tidak tahu cara efisien dalam penggunaannya untuk keuntungan Anda. Anda harus mengonfirmasi setiap sinyal dengan 2-3 indikator atau pola dan memasuki perdagangan jika Anda yakin itu sudah benar. Meski begitu, jika Anda jatuh ke dalam jebakan (trap), gunakanlah stop-loss untuk membatasi potensi kerugian Anda.
Sumber:
Bull Trap, Investopedia
What Is a Bull Trap? The Balance