Diperkirakan ada 1.44 milyar kendaraan di dunia ini, yang merupakan angka yang impresif. Beberapa tempat membawa nya lebih jauh—San Marino memiliki 1,263 mobil per 1,000 orang, dan Andorra memiliki 1,207. Tetapi ada yang mengatakan bahwa angin perubahan sudah berhembus ke arah industri otomotif, dan mobil pribadi tidak akan lagi menjadi lambing kemandirian, status dan kebebasan.
Artikel ini akan bergabung dalam debat tentang masa depan mobil pribadi dan memberikan teori mengenai kendaraan yang bisa menggantikan nya.
Akankah memiliki mobil pribadi sebuah kebutuhan di masa depan?
Situasi kepemilikan mobil saat ini menggambarkan penggunaan sumber daya yang tidak efisien dan boros—mobil terparkir lebih dari 95% waktu nya. Dengan melihat data seperti itu, beberapa kota sudah mempersiapkan masa depan melalui berbagai macam intervensi.
London memperkenalkan biaya kemacetan, Oslo—pengendalian lalu lintas dan parkir, Munich—program perencanaan perjalanan yang dipersonalisasi, San Francisco—mengubah lahan parkir menjadi ruang terbuka publik. Masih banyak lagi contoh-contohnya.
Para ahli berspekulasi bahwa kepemilikan mobil pribadi akan menurun, walaupun persentase persis nya bervariasi untuk tiap negara dan kota. Beberapa orang prcaya bahwa dengan adanya isu kemacetan, polusi, dan masalah yang ditimbulkan di lingkungan urban akan mendorong industri otomotif dan pemerintah untuk mencari solusi selain mobil pribadi. Mungkin akan tiba waktunya dimana memiliki mobil menjadi sebuah pilihan, bukan lagi sebuah kebutuhan.
Baca terus untuk melihat lima alternatif dari mobil pribadi yang bisa bertindak sebagai alat transportasi untuk orang-orang di masa depan.
1. Kepemilikan berdasarkan langganan dan car-sharing (berbagi mobil)
Kepemilikan mobil berdasarkan langganan atau car sharing mirip dengan rental mobil jangka pendek. Layanan ini bisa dijalankan oleh organisasi komunitas atau perusahaan komersial, tetapi struktur nya biasanya sama: pelanggan memilih mobil dari kumpulan kendaraan dan membayar per jam di atas biaya keanggotaan mereka.
Saat ini, car sharing jauh lebih murah bagi mereka yang tidak menyetir mobil setiap hari. Tetapi platform car sharing bisa diubah untuk lebih cocok dengan lebih banyak orang, khususnya mereka yang sering mengemudi. Konsumen juga bisa mengharapkan perusahaan car sharing untuk memperkenalkan lebih banyak kendaraan listrik di masa yang akan datang, yang sudah menjadi tren yang berkembang di antara pemilik mobil pribadi.
2. Carpooling dan layanan panggil kendaraan
Carpooling, panggil kendaraan, dan berbagi kendaraan adalah bagian dari ekonomi berbagi, dan semua bertujuan untuk menggunakan sumber daya dengan efisien dan meminimalisir pemborosan. Uber dan Lyft adalah contoh paling populer dari keadaan pasar saat ini. Akan tetapi ride sharing dapat berbentuk macam-macam di luar kedua perusahaan ini.
Perusahaan yang memiliki spesialisasi dalam penggunaan ride sharing yang terbatas bisa segera masuk pasar.Contohnya, sudah ada beberapa startup khusus untuk para orangtua. Layanan seperti Carpool Kids dan Voom bisa menawarkan perjalanan mobil bagi orangtua, dan Zum mengatur transportasi untuk anak-anak, yang digabung dengan layanan penitipan anak.
3. Sepeda listrik
Secara tradisional, sepeda digunakan untuk perjalanan jangka pendek atau hanya sebagai hobi di akhir minggu. Cerita ini berubah secara dramatis segera setelah kekuatan baterai ditempelkan pada sepeda. Jadi, masyarakat akan lebih mungkin untuk menggunakan e-bike untuk menempuh perjalanan yang tidak akan dilalui oleh sepeda biasa—seperti perjalanan belanja dan commute.
Tren sepeda listrik mulai naik secara global, tetapi juga menyorot kekurangan dalam kondisi jalan yang sudah ada, dimana beberapa jalur sepeda hamper tidak ditandai sama sekali dan tidak ada keamanan untuk pesepeda sama sekali.
4. Robo-taxi, shuttle, dan layanan kendaraan otomatis berbagi lainnya
Teknologi otonom sudah diadopsi secara luas dalam bentuk parkir otomatis, pengereman otomatis, dan pemanduan jalur. Akan tetapi, mengemudi secara otomatis bisa dilihat sebagai tujuan akhir dari e-hailing, dengan robo-taxi dan shuttle yang sangat berguna untuk meningkatkan jumlah mil yang ditempuh. Beberapa uji coba awal telah dibuka untuk umum di kota-kota tertentu di dunia.
Patut dicatat bahwa penggunaan kendaraan bahan bakar alternatif adalah tren yang mulai muncul dalam industry kendaraan otonom. Jadi, dengan tindakan keras dari regulator dalam emisi bensin dan mobil diesel, kendaraan otonom (AV) yang berjalan dengan teknologi listrik dan hybrid akan menjadi tandingan bagi kendaraan listrik reguler.
5. Mobility-as-a-service (Mobilitas sebagai layanan)
Mobility-as-a-service (atau transportasi sebagai layanan, gabungan layanan mobilitas) menggambarkan konsep dimana individu dapat memilih berbagai macam pilihan mobilitas tergantung kebutuhan dan preferensi nya. Jadi, mobilitas kepemilikan pribadi bisa jadi diganti dengan solusi mobilitas multi-moda. Ini bisa berbentuk macam-macam, seperti aplikasi e-hailing, integrator mobilitas pintu-ke-pintu, bis on-demand atau tradisional, rental mobil bayar-sesuai-yang-dipakai, dsb.
Dengan sendirinya, MaaS tidak akan mengurangi penggunaan mobil, seperti layanan berbagi kendaraan. Tetapi dalam hal ini, mobil akan digunakan dengan moda transportasi lainnya dan akan mengurangi secara masif ketergantungan akan mobil pribadi. Ini juga bisa membuka peluang untuk berubah moda transport dalam satu rute. Mungkin akan ada aplikasi yang mencakup semua dimana bisa memilih beberapa alat transportasi—sepeda, bis, kereta, tram, light rail, dan mobil.
Kesimpulan
Perkembangan kendaraan yang terkoneksi dan otonom berpotensi bisa menggerakkan kota ke arah baru mobilitas dan membawa manfaat yang sangat besar. Akhir dari jaman kepemilikan mobil pribadi di hipotesa kan untuk memperbaiki keamanan, interkonektivitas, kenyamanan, dan pilihan mobilitas.
Tapi tentunya, terlalu awal untuk melihat alternatif seperti apa yang akan terdepan dari transisi seperti ini. Pilihan nya dapat berupa apapun yang sudah disebut di atas, atau konsep baru yang mungkin saja akan segera ada.