Melihat dari dekat soal tren pasar, Anda akan menyadari bahwa cara memasukinya mudah. Oleh karena itu, tren pasar sangat mudah diakses dan fleksibel. Hanya dengan PC, koneksi internet stabil, dan beberapa ratus dolar, Anda siap untuk melakukan trading.
Namun, protokol entri yang mudah tidak menjamin kesuksesan para trader. Tanpa basa-basi, mari kita kulik alasan trader gagal dengan menengok 5 kesalahan sepele yang harus dihindari dalam petualangan trading Anda.
1. Trading setelah kerugian terus menerus – Tidak mengamati statistik
Salah satu ciri trader yang buruk adalah tetap melakukan trading saat sudah merugi. Ada dua statistik yang perlu diperhatikan saat melakukan day trading, yaitu rasio value-rate dan risk-reward Anda.
Rasio risk-reward dalam trading rata-rata ditentukan oleh banyaknya nilai yang Anda hasilkan dan yang hilang. Misal nilai rata-rata yang dihasilkan adalah $100 sedangkan nilai yang hilang adalah $75, maka rasio risk-reward Anda menjadi: $100/$75 = 1,3.
Rasio risk-reward di bawah atau sama dengan 1 artinya kalah dalam skala tinggi. Jadi, jagalah nilainya tetap di atas 1.
Di sisi lain, rasio value-rate Anda dikalkulasi sebagai persentase trading yang baik. Skor 70 per serratus misalnya, artinya value-rate Anda adalah 70%.
Sebagai trader, Anda melihat rasio risk-reward Anda terus turun hingga di bawah 1, dan value-rate Anda kurang dari 50%; istirahatlah sejenak dan susun ulang strategi Anda.
2. Trading tanpa mengatur stop loss
Semua trader harus biasa memiliki stop loss dalam trading mereka. Stop-loss membantu Anda keluar dari transaksi setelah pergerakan harga mencapai jumlah yang berlawanan dengan prediksi sebelumnya. Trading tanpa stop loss sama saja mengembara tanpa sistem navigasi agar Anda tidak tersesat.
Order stop-loss pada tiap trading bisa mencegah terjadinya hal paling seram bagi trader. Order stop-loss tidak mencegah dari kerugian saat prediksi Anda salah, tetapi memastikan Anda tidak lebih rugi lagi.
3. Menempatkan order tambahan dalam kerugian trading
Praktik umum average down membuat Anda menambah posisi di pasar saat melihat harga bergerak berlawanan dengan Anda. Sebagian trader melakukan ini berharap akan terjadi reversal dalam tren.
Anda harus sadar bahwa menambah kerugian trading mungkin keputusan yang buruk. Tetapkan stop loss agar tidak rugi lebih lagi tanpa mengambil risiko lebih besar.
4. Mempertaruhkan segalanya
Bagian penting dari trading adalah mengetahui cara mengelola tingkat risiko. Idealnya, dalam satu trading, trader yang baik hanya bisa mengambil risiko kurang dari 1% dari uang mereka. Hal ini menyiratkan bahwa order stop-loss seharusnya menutup trading setelah tingkat kerugian mencapai 1% dari uang mereka.
Namun, sebagian trader justru lebih suka mengambil risiko lebih dari yang bisa ditanggung sehingga memicu kerugian eksponensial. Aspek lain adalah menetapkan jumlah persentase kerugian selama seminggu. Misal ketika menghentikan trading selama seminggu setelah tingkat kerugian mencapai 3%; Anda tetap dapat mengelola modal dengan baik.
5. Berusaha mendapatkan kembali yang hilang– Berusaha keras
Berusaha keras menutup trading gagal adalah salah satu ciri unik trader yang buruk. Dengan strategi manajemen risiko cermat bukan berarti Anda tidak akan menjadi trader yang buruk. Akan ada masa ketika Anda tergoda untuk melakukan trading lebih luas daripada yang Anda lakukan sebelumnya.
Anda harus paham bahwa trading melibatkan strategi dan sifatnya dinamis. Pastikan tidak melakukan trading dengan pola pikir untuk mendapatkan kembali semua yang hilang; jika tidak, Anda bisa saja kehilangan segalanya.
Kesimpulan
Kini Anda paham betul ciri-ciri trader yang buruk. Kami berharap panduan ini berhasil mengarahkan Anda ke jalan yang benar untuk menghindari kesalahan sepele bagi seorang trader.
Demikian, tetap tenang dan hindari kesalahan tertera di atas.
Pastikan Anda mendapatkan statistik dengan benar sebelum terjun ke trading selanjutnya. Pastikan juga bahwa Anda menentukan struktur tepat untuk mengakomodasi trading Anda.