Apakah Anda ingat diskusi panas tentang Laurel atau Yanny? Klip audio pendek itu adalah salah satu subjek yang paling memecah belah, setara dengan kontroversi gaun “biru atau emas” beberapa tahun sebelumnya. “Rahasianya adalah frekuensi,” kata Lars Riecke, asisten profesor audisi dan ilmu saraf kognitif.
Dalam hal itu, ada jawaban yang benar. Rekaman asli diambil dari vocabulary.com dan mengatakan “Laurel.”
Tetapi dalam kasus lain, jawabannya tidak begitu jelas. Salah satu kasus tersebut adalah perbedaan dalam pembacaan grafik dan interpretasi oleh trader yang berbeda. Mari kita bahas lima alasan utama mengapa hal itu terjadi.
1. Perbedaan pengaturan (jenis grafik, warna, kerangka waktu, level kunci)
Saat Anda mengubah tampilan bagan Anda, Anda akan dapat melihat data yang berbeda dan menarik kesimpulan yang berbeda pula.
Misalnya, Anda dapat mengubah jenis bagan (candlestick, candlestick, line, bar, volume, range, dll.), (putih, abu-abu, dan hitam), kerangka waktu (1M, 5M, 15M, 30M, 1H, 4H, 1D, dan 1W). Anda dapat mengatur beberapa level support dan resistance serta pivot point. Pengaturan bagan Anda akan selalu berbeda dari orang lain—dalam arti tertentu, Anda akan selalu melihat bagan yang sedikit berbeda.
2. Grafik dengan indikator vs. grafik bersih
Indikator juga akan mengubah tampilan grafik Anda. Beberapa trader suka menambahkan begitu banyak indikator analisis teknis sehingga mulai terlihat seperti karya seni abstrak modern. Trader lain lebih suka pandangan bersih dari aksi harga (price action). Tak pelak, ini mengarah pada perspektif yang berbeda pada pasar yang sama.
Pertimbangkan hanya menambahkan satu atau dua indikator dari jenis yang sama pada satu waktu — tren, pembalikan rata-rata, kekuatan relatif, volume, dan momentum.
3. Pengikut tren vs. kontra, teknikal vs. fundamental trader
Orang-orang mengikuti pendekatan trading yang berbeda. Misalnya, trader A mungkin melihat grafik naik dan, sebagai pelawan alami, ingin berdagang berlawanan dengan momentum jangka pendek. Jadi, mereka ingin mempersingkat kekuatan. Trader B mungkin melihat grafik yang sama dan berpikir bahwa semuanya berjalan dengan baik.
Perbedaan dalam analisis teknis dan fundamental juga akan memengaruhi cara Anda melihat grafik. Jika Anda seorang trader fundamental, Anda bahkan mungkin tidak menganggap penting apa yang Anda lihat di grafik.
4. Pengaruh bias perdagangan pada pembacaan grafik
Kebanyakan orang mendekati trading dengan bias yang melekat, apakah mereka menyadarinya atau tidak. Misalnya, Anda mungkin keliru percaya bahwa peristiwa tertentu kurang atau lebih mungkin terjadi karena peristiwa masa lalu. Jadi, Anda mungkin percaya bahwa suatu saham akan memperoleh nilai setelah serangkaian sesi perdagangan dengan pergerakan negatif.
Dua trader mungkin memiliki bias yang berbeda, yang akan mengubah penilaian mereka kecuali mereka membiarkannya pergi.
5. Faktor eksternal (tata letak ruang kerja, kecepatan internet, dll.)
Tidak ada dua trader yang persis sama, dan akan ada banyak faktor yang mempengaruhi hari trading mereka – mulai dari tata letak kantor pusat dan kecepatan internet hingga negara tempat mereka tinggal dan sumber berita yang mereka konsumsi. Semua trader juga akan memiliki pengalaman hidup yang berbeda, latar belakang profesional dan pendidikan, modal perdagangan yang tersedia, dan tingkat penghindaran risiko—daftarnya bisa terus berlanjut.
Ternyata objektivitas sejati sulit didapat dalam trading.
Siapa yang benar?
Ada jutaan alasan mengapa dua orang yang berbeda menafsirkan bagan satu arah dan lainnya. Terkadang, satu orang benar-benar salah. Mungkin mereka tidak cukup fokus, mungkin mereka tidak memiliki keterampilan untuk memahami nuansa aksi harga, atau mungkin karena hal lain.
Namun, Anda tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa kedua trader bisa salah… atau keduanya bisa benar. Itu tidak berarti interpretasi siapa yang “lebih benar”. Yang penting adalah bagaimana mereka menerapkan pengetahuan ini dalam perdagangan.
Jangan mencoba menjadi trader yang paling tepat. Bercita-citalah untuk menjadi orang yang dapat menyesuaikannya dengan kondisi pasar bahkan ketika grafik ditafsirkan secara tidak benar.